A. Kutipan
1) Pengertian
Kutipan adalah salinan sebuah kalimat, paragraph, atau pendapat dari seorang pengarang ataupun seseorang yang cukup terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Namun, namanya mengutip, jangan sekali-sekali melakukan kesalahan ketika mengutip. Kalau ternyata terdapat kesalahan dalam teks yang dikutip, penulis dapat memberikan catatan khusus langsung pada teks dengan tanda kurung, lalu diberi tanda’sic’, yakni singkatan dari sicut(latin) yang berarti: memang demikianlah asalnya (tercetak). Atau, sesuai petunjuk dari Depdiknas-PusatBahasa seperti termuat dalam Buku Pedoman Umum EYD, berikan tanda siku [ ] mengapit kutipan yang ternyata salah itu.
2) Prinsip Mengutip
a) Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya. Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan, penulis harus memberi keterangan.
Contoh:
‘Tugas guru antara lain adalah bimbing muridnya.’
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.
Cara memperbaikinya:
i) ‘Tugas guru antara lain adalah bimbing [seharusnya, membimbing, penulis] muridnya.’
ii) ‘Tugas guru antara lain adalah bimbing [Sic!] muridnya.’
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.
b) Menghilangkan bagian kutipan
Diperkenankan menghilangkan bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
Cara :
i) menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi.
ii) menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari magin kiri sampai ke margin kanan).
3) Jenis Kutipan
a) Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan referensinya dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halamannya.
b) Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus disebutkan, baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman.
4) Teknik Mengutip
a) Cara penulisan langsung yang tidak lebih dari empat baris:
i) Kutipan diintegrasikan dengan teks.
ii) Jarak antar baris kutipan dua spasi.
iii) Kutipan diapit dengan tanda kutip.
iv) Setelah kutipan selesai, diberi nomor urut (angka arab) sebagai catatan kaki (footnote) guna menyebutkan sumber kutipan dan ditulis setengah spasi ke atas (huruf superscript). Cara lain, di akhir tulisan langsung menyebutkan sumbernya.
Contoh :
Pronomina adalah ”kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain.” (TTBI 1998:273)
b) Cara penulisan langsung yang lebih dari empat baris:
i) Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.
ii) Jarak antar baris kutipan satu spasi.
iii) Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
iv) Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
Contoh :
Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang menggunakan sistem distrik:
negara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil) yang kira-kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari satu negara ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah penduduknya kira-kira 500.000 orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya berhak atas satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas (suara terbanyak) dalam distriknya menang.
c) Setiap kutipan harus mempunyai catatan kaki.
Adapun teknik penulisannya sebagai berikut :
i) Catatan kaki harus ditulis pada tempat yang sama dengan pencantuman nomor catatan kaki.
ii) Nomor harus ditempatkan dengan menggunakan angka Arab dan berurutan tiap bab.
iii) Pergantian bab diikuti pula dengan pergantian nomor catatan kaki.
iv) Nomor diletakkan setengan spasi di atas teks (atau superscript).
v) Jarak ketik antarbaris satu spasi.
vi) Jarak ketik antarnomor (sumber) dua spasi.
d) Cara penulisan tidak langsung.
i) Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana teks biasa.
ii) Semua kutipan harus dirujuk.
iii) Sumber sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan.
iv) Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan diantara tanda kurung.
v) Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan.
Contoh :
Anderson and Clancy (1991:12) Dalam pendapat tersebut Anderson dan Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu keuntungan atau “Cost is an exchange price, or a sacrifice made obtain a benefit”.
B. Daftar Pustaka (Bibliografi)
1) Unsur Daftar Pustaka
Unsur-unsur yang harus dimuat dalam kepustakaan :
a) Nama penulis, ditulis secara lengkap.
b) Judul buku (dengan huruf italic) sebagaimana yang tercantum pada sampul buku atau pada halaman judul buku, kemudian diikuti dengan jilidnya (kalau ada).
c) Data penerbitan, yaitu cetakan atau edisi, tempat penerbit, nama penerbit dan tahun terbitnya. Jika data penerbitan tidak ada atau salah satu datanya tidak ada, maka digunakan singkatan berikut:
[t.d.] jika sama sekali tidak ada data yang tercantum;
[t.t.] jika tempat penerbitan tidak ada;
[t.p.] jika nama penerbit tidak ada;
[t.th.] jika tahun penerbitan tidak ada.
2) Penyusunan Daftar Pustaka
Cara menulis daftar pustaka tidaklah seragam, terutama diakibatkan oleh sifat bahan referensi itu. Cara penyusunan daftar pustaka untuk buku dan majalah tentu berbeda. Namun ada tiga pokok yang selalu harus dicantumkan: penulis, judul, dan data-data publikasi.
Urutan cara menulis daftar pustaka pada umumnya adalah sebagai berikut.
Nama penulis. Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Nama penerbit
3) Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam daftar pustaka sebagai berikut :
a) Jika nama penulis mempunyai dua kata, tulis kata terakhir dulu, pisahkan dengan tanda koma.
b) Setelah nama pengarang, kemudian beri tanda titik untuk menuliskan tahun terbit
c) Judul buku ditulis dengan italic.
d) Setelah judul, beri tanda titik, kemudian tulis kota terbit.
e) Setelah kota terbit, beri tanda titik dua, kemudian tulis nama penerbit
Contoh-contoh daftar pustaka sebagai berikut :
1) SURAT KABAR ATAU MAJALAH
Unsur‐unsur yang perlu dicantumkan untuk referensi dari surat kabar atau majalah adalah :
a) Nama Pengarang (jika ada).
b) Untuk artikel yang tidak disertai nama pengarang (anonim) maka dicantumkan Judul Artikel dalam tanda kutip, yang diikuti dengan keterangan dalam kurung siku ([]) tentang jenis tulisan seperti berita atau tajuk.
c) Nama Surat Kabar/Majalah (dengan huruf italic).
d) Data Penerbitan, yakni: nomor, bulan dan tahun, kemudian halaman‐halaman di mana artikel itu dimuat.
Contohnya:
Suryohadiprojo, Sayidman. “Tantangan Mengatasi Berbagai
Kesenjangan.” Republika, No.342/II, 21 Desember 1994, h. 6‐8
“PWI Berlakukan Aturan Baru.” [Berita]. Republika, No. 346/II, 28
Desember 1994, h. 16.
2) ARTIKEL DAN ENSIKLOPEDIA
Unsur referensi esiklopedia yang perlu dicantumkan adalah:
a) Nama Penyusun Artikel.
b) Judul Artikel dalam tanda kutip.
c) Nama Editor Ensiklopedia (kalau ada).
d) Judul Ensiklopedia (dengan huruf italic).
e) Jilid.
f) Data Penerbitan.
g) Halaman yang memuat artikel itu.
Contohnya:
Edgel, Beatrice. “Conception.” Dalam James Hastings (ed.) Encyclopedia of Religion
and Ethics. Jilid 3. New York: Charles Schribner’s Son, 1979, h. 796‐797.
3) PUSTAKA DISUSUN OLEH DUA ATAU TIGA ORANG
Jika pustaka disusun oleh dua atau tiga orang, maka semua nama pengarang disebutkan secara lengkap, kecuali nama penyusun yang pertama disebut sesuai ketentuan di atas. Nama penyusun kedua dan ketiga ditulis seperti biasa.
Contohnya:
Sumber kedua di atas (Benjamin, Roger W., et al.) disusun oleh empat orang. Tiga penulis lainnya adalah Allan Adrian, Richard N. Blue, Stephen Coleman, yang telah diwakili oleh kata et al.
4) UNTUK BUKU TERJEMAHAN
Untuk buku terjemahan, unsur‐unsur yang perlu dicantumkan adalah:
a) Nama Pengarang Buku Asli.
b) Judul Buku Asli (Italic), diikuti kata‐kata: diterjemahkan oleh, yang langsung diikutioleh Nama Penerjemah, kemudian diikuti dengan kalimat: dengan judul, yang langsung diikuti oleh judul terjemahan (italic), dan
c) Data Penerbitan.
Note: Kalau buku terjemahan itu tidak diketahui judul aslinya, maka setelah nama pengarang, disebutkan judul terjemahannya, diikuti kata‐kata: diterjemahkan oleh, lalu nama penerjemah, tanpa menyebutkan lagi judul terjemahannya, karena telah disebut sebelumnya.
Contohnya:
5) SEORANG PENGARANG YANG MEMPUNYAI DUA BUKU ATAU LEBIH
Nama seorang pengarang yang mempunyai dua buku atau lebih yang digunakan dalam penulisan, disebutkan lengkap hanya sekali. Untuk bukunya yang kedua dan seterusnya, namanya diganti dengan garis sepanjang tujuh ketukan diikuti oleh titik, diikuti nama bukunya (italic), jilidnya (kalau ada), kumudian data penerbitannya.
Contohnya:
Referensi :
Referensi untuk gambar :
http://www.gsfaceh.com/buku/jenis_jenis_penelitian/teknik-penulisan-bibliografi.pdf