Di awal2 tahun setelah kemerdekaan, Indonesia menerbitkan uang seri ORI (Oeang Republik Indonesia) yang dibagi menjadi 5 bagian :
1. ORI I yang bertanggal "Djakarta 17 Oktober 1945"
Terdiri dari pecahan 1 sen, 5 sen, 10 sen, 1/2 rupiah, 1 rupiah, 5 rupiah, 10 rupiah dan 100 rupiah. Walaupun cuma terdiri dari 8 jenis tetapi ORI I mempunyai variasi nomor seri yang sangat banyak, lebih dari 20 jenis variasi yang telah ditemukan.
ORI jenis ini ditandatangani oleh Mr. AA Maramis dan sangat mudah didapatkan sehingga tidak mempunyai nilai tinggi.
2. ORI II bertanggal "Djokjakarta 1 Djanuari 1947"
Terdiri dari pecahan 5, 10, 25, 100 rupiah. Selain pecahan 25 rupiah, gambar dan bentuk pecahan lainnya mirip dengan ORI I tetapi ditandatangani oleh Mr. Sjafrudin Prawiranegara. Seperti juga ORI I, seri ORI II sangat mudah ditemukan dan tidak mempunyai nilai tinggi.
3. ORI III yang bertanggal "Djokjakarta 26 Djuli 1947"
Terdiri dari pecahan 1/2, 2 1/2, 25, 50, 100 SDA, 100 tembakau, dan 250 rupiah. Semuanya ditandatangani oleh Mr. AA Maramis.
Salah satu pecahan dari seri ORI III yang mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi, adalah pecahan 100 tembakau, disebut demikian karena gambar depannya adalah perkebunan tembakau. Karena kelangkaannya uang ini mempunyai nilai jual cukup tinggi. Harga di katalog KUKI 2005 adalah: Rp. 800 ribu untuk kondisi VG, Rp. 2.500.000 untuk kondisi VF dan Rp. 5.000.000 untuk kondisi mulus. Sedangkan untuk pecahan2 lainnya relatif tidak terlalu sulit ditemukan.
4. ORI IV bertanggal "Jogjakarta 23 Agustus 1948" dan ditandatangani oleh Drs. Moh Hatta
Terdiri dari pecahan yang bernilai ganjil, yaitu 40, 75, 100, 400 dan 600 rupiah. ORI IV mempunyai tingkat kesulitan tertinggi karena satu diantaranya yaitu pecahan 600 rupiah merupakan kunci dari seri ORI. Pecahan 600 tidak diterbitkan dan dicetak hanya pada satu sisi (sisi belakang kosong), terdiri dari dua jenis yaitu yang mempunyai bingkai bertulisan ENR di sisi kirinya dan satu lagi yang tidak mempunyai bingkai. Harga berkisar dari 8 juta s/d 35 juta.
Pecahan yang mempunyai nilai kesulitan tinggi juga terdapat pada seri ORI IV lainnya yaitu pecahan 75 rupiah yang berharga 1 s/d 4,5 juta dan pecahan 100 rupiah.
Untuk pecahan 100 nya, karena gambarnya mirip dengan ORI 100 tembakau Maramis maka sering disebut sebagai ORI 100 tembakau Hatta. harganya sekitar setengah dari ORI 100 tembakau Maramis.
5. ORI Baru (New ORI), bertanggal "Djokjakarta 17 Agustus 1949" dan ditandatangani oleh Mr. Loekman Hakim.
Terdiri dari pecahan 10 sen baru (biru), 10 sen baru (merah), 1/2 rupiah baru (hijau), 1/2 rupiah baru (merah), 1 rupiah baru, 10 rupiah baru (hitam kuning), 10 rupiah baru (coklat merah) dan 100 rupiah baru (ada jenis uncutnya).
Tingkat kesulitan ORI baru sangat tinggi dan mempunyai harga jual yang tinggi. Termahal adalah 10 rupiah baru (hitam kuning) bernilai sekitar 1 s/d 4 juta rupiah, disusul 10 rupiah baru (coklat orange) Rp. 1 s/d 2,5 juta. Sedangkan pecahan 10 sen, 1/2 rupiah dan 1 rupiah masing2 benilai sekitar 200.000 s/d 1 juta rupiah.
Uang2 seri ORI disamping berpenampilan tidak menarik juga tidak mempunyai pengaman yang baik, sehinga sangat banyak dipalsukan. Para kolektor pemula harus extra hati-hati bila ingin mengoleksi uang2 ORI dan harus banyak belajar sehingga dapat mengetahui mana yang palsu dan mana yang asli. Hampir semua uang ORI ada palsunya termasuk yang bernilai rendah sekalipun, apalagi yang bernilai tinggi. Bahkan untuk pecahan tertentu yaitu 400 rupiah hampir semuanya yang beredar dipasaran adalah palsu.
Salah satu contohnya :
ORI 600 rupiah (tersulit dan termahal)
1. ORI I yang bertanggal "Djakarta 17 Oktober 1945"
Terdiri dari pecahan 1 sen, 5 sen, 10 sen, 1/2 rupiah, 1 rupiah, 5 rupiah, 10 rupiah dan 100 rupiah. Walaupun cuma terdiri dari 8 jenis tetapi ORI I mempunyai variasi nomor seri yang sangat banyak, lebih dari 20 jenis variasi yang telah ditemukan.
ORI jenis ini ditandatangani oleh Mr. AA Maramis dan sangat mudah didapatkan sehingga tidak mempunyai nilai tinggi.
2. ORI II bertanggal "Djokjakarta 1 Djanuari 1947"
Terdiri dari pecahan 5, 10, 25, 100 rupiah. Selain pecahan 25 rupiah, gambar dan bentuk pecahan lainnya mirip dengan ORI I tetapi ditandatangani oleh Mr. Sjafrudin Prawiranegara. Seperti juga ORI I, seri ORI II sangat mudah ditemukan dan tidak mempunyai nilai tinggi.
3. ORI III yang bertanggal "Djokjakarta 26 Djuli 1947"
Terdiri dari pecahan 1/2, 2 1/2, 25, 50, 100 SDA, 100 tembakau, dan 250 rupiah. Semuanya ditandatangani oleh Mr. AA Maramis.
Salah satu pecahan dari seri ORI III yang mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi, adalah pecahan 100 tembakau, disebut demikian karena gambar depannya adalah perkebunan tembakau. Karena kelangkaannya uang ini mempunyai nilai jual cukup tinggi. Harga di katalog KUKI 2005 adalah: Rp. 800 ribu untuk kondisi VG, Rp. 2.500.000 untuk kondisi VF dan Rp. 5.000.000 untuk kondisi mulus. Sedangkan untuk pecahan2 lainnya relatif tidak terlalu sulit ditemukan.
4. ORI IV bertanggal "Jogjakarta 23 Agustus 1948" dan ditandatangani oleh Drs. Moh Hatta
Terdiri dari pecahan yang bernilai ganjil, yaitu 40, 75, 100, 400 dan 600 rupiah. ORI IV mempunyai tingkat kesulitan tertinggi karena satu diantaranya yaitu pecahan 600 rupiah merupakan kunci dari seri ORI. Pecahan 600 tidak diterbitkan dan dicetak hanya pada satu sisi (sisi belakang kosong), terdiri dari dua jenis yaitu yang mempunyai bingkai bertulisan ENR di sisi kirinya dan satu lagi yang tidak mempunyai bingkai. Harga berkisar dari 8 juta s/d 35 juta.
Pecahan yang mempunyai nilai kesulitan tinggi juga terdapat pada seri ORI IV lainnya yaitu pecahan 75 rupiah yang berharga 1 s/d 4,5 juta dan pecahan 100 rupiah.
Untuk pecahan 100 nya, karena gambarnya mirip dengan ORI 100 tembakau Maramis maka sering disebut sebagai ORI 100 tembakau Hatta. harganya sekitar setengah dari ORI 100 tembakau Maramis.
5. ORI Baru (New ORI), bertanggal "Djokjakarta 17 Agustus 1949" dan ditandatangani oleh Mr. Loekman Hakim.
Terdiri dari pecahan 10 sen baru (biru), 10 sen baru (merah), 1/2 rupiah baru (hijau), 1/2 rupiah baru (merah), 1 rupiah baru, 10 rupiah baru (hitam kuning), 10 rupiah baru (coklat merah) dan 100 rupiah baru (ada jenis uncutnya).
Tingkat kesulitan ORI baru sangat tinggi dan mempunyai harga jual yang tinggi. Termahal adalah 10 rupiah baru (hitam kuning) bernilai sekitar 1 s/d 4 juta rupiah, disusul 10 rupiah baru (coklat orange) Rp. 1 s/d 2,5 juta. Sedangkan pecahan 10 sen, 1/2 rupiah dan 1 rupiah masing2 benilai sekitar 200.000 s/d 1 juta rupiah.
Uang2 seri ORI disamping berpenampilan tidak menarik juga tidak mempunyai pengaman yang baik, sehinga sangat banyak dipalsukan. Para kolektor pemula harus extra hati-hati bila ingin mengoleksi uang2 ORI dan harus banyak belajar sehingga dapat mengetahui mana yang palsu dan mana yang asli. Hampir semua uang ORI ada palsunya termasuk yang bernilai rendah sekalipun, apalagi yang bernilai tinggi. Bahkan untuk pecahan tertentu yaitu 400 rupiah hampir semuanya yang beredar dipasaran adalah palsu.
Salah satu contohnya :
ORI 600 rupiah (tersulit dan termahal)
Sumber ::
http://uang-kuno.blogspot.com/2008/03/uang-kertas-indonesia-yang-bernilai.html