Jakarta - Terkadang perkembangan teknologi medis memang unik. Seperti salah satu pelatihan di sebuah Medical Center San Jose, Amerika. Di sana para pekerja medis dan perawat melatih pasien-pasien 'tak bernyawa', yang notabene adalah robot.
Dikutip detikINET dari Sillicon Valley, Senin (26/4/2010) Kaiser Permanente Medical Center di San Jose, kini menggunakan robot pasien untuk melatih para suster serta pekerja medis mereka. "Ini realita tanpa risiko," ujar Kathy Ricossa Director of Education Medical Center.
Walau robot pasien ini tak banyak bergerak, namun dada mereka naik turun layaknya orang bernafas. Ini karena tekstur kulit robot pasien telah didesain agar dapat merasakan denyut nadi. Mereka diprogram untuk berbicara serta bersuara seperti orang kesakitan. Unik bukan?
Tak hanya itu, robot pasien tersebut juga dapat berbicara, bersendawa, buang air kecil, ataupun berdarah. Selain itu, perut mereka dapat berbunyi dan paru-paru mereka bisa terdengar seolah mereka terkena pneumonia atau infeksi saluran pernafasan.
Dalam pelatihan tersebut, para perawat dipantau kamera-kamera yang akan menayangkan bagaimana hasil kerja mereka. Dengan ini para pengajar bisa mengevaluasi kerja perawat.
"Anda akan merasa seperti sedang menolong pasien asli," ucap Michelle Lorang perawat senior di pelatihan tersebut. "Melihat diri sendiri melakukan kesalahan dalam video membuat motifasi tersendiri untuk tidak melakukan kesalahan yang sama," tambahnya.
Dengan pelatihan ini, perawat pun semakin yakin untuk menghadapi situasi genting. Mereka diharapkan tak lagi bergantung pada perintah dokter, tapi justru meyakinkan sang dokter untuk melakukan sesuatu. Seandainya hal ini diaplikasikan di Indonesia, kasus-kasus malpraktek mungkin jarang terjadi.
Dikutip detikINET dari Sillicon Valley, Senin (26/4/2010) Kaiser Permanente Medical Center di San Jose, kini menggunakan robot pasien untuk melatih para suster serta pekerja medis mereka. "Ini realita tanpa risiko," ujar Kathy Ricossa Director of Education Medical Center.
Walau robot pasien ini tak banyak bergerak, namun dada mereka naik turun layaknya orang bernafas. Ini karena tekstur kulit robot pasien telah didesain agar dapat merasakan denyut nadi. Mereka diprogram untuk berbicara serta bersuara seperti orang kesakitan. Unik bukan?
Tak hanya itu, robot pasien tersebut juga dapat berbicara, bersendawa, buang air kecil, ataupun berdarah. Selain itu, perut mereka dapat berbunyi dan paru-paru mereka bisa terdengar seolah mereka terkena pneumonia atau infeksi saluran pernafasan.
Dalam pelatihan tersebut, para perawat dipantau kamera-kamera yang akan menayangkan bagaimana hasil kerja mereka. Dengan ini para pengajar bisa mengevaluasi kerja perawat.
"Anda akan merasa seperti sedang menolong pasien asli," ucap Michelle Lorang perawat senior di pelatihan tersebut. "Melihat diri sendiri melakukan kesalahan dalam video membuat motifasi tersendiri untuk tidak melakukan kesalahan yang sama," tambahnya.
Dengan pelatihan ini, perawat pun semakin yakin untuk menghadapi situasi genting. Mereka diharapkan tak lagi bergantung pada perintah dokter, tapi justru meyakinkan sang dokter untuk melakukan sesuatu. Seandainya hal ini diaplikasikan di Indonesia, kasus-kasus malpraktek mungkin jarang terjadi.
Sumber :: http://www.detikinet.com/