Jakarta - Seorang pembobol bernama Kirllos, yang menjual sekitar 1,5 juta account Facebook, mulai terendus jejaknya. Konon, ia berada di Selandia Baru.
Demikian laporan dari NZHerald.co.nz yang dikutip detikINET, Senin (26/4/2010). Lewat account ICQ diketahui Kirllos menuliskan alamatnya adalah di Selandia Baru.
Demikian laporan dari NZHerald.co.nz yang dikutip detikINET, Senin (26/4/2010). Lewat account ICQ diketahui Kirllos menuliskan alamatnya adalah di Selandia Baru.
ilustrasi (inet)
Kemudian, ia disebut-sebut adalah seorang pria berusia 24 tahun. Kemudian, Kirllos dikatakan lahir di Russia dan mampu berbahasa Inggris, Prancis serta Russia.
Detektif dari Cyber Crime Unit di Selandia Baru mengatakan telah mulai melakukan kerjasama dengan biro penyelidikan FBI dari Amerika Serikat. Diharapkan, lewat kerjasama internasional, jejak Kirllos bisa terlacak.
Martin Cocker, Direktur Eksekutif dari NetSafe New Zealand, mengatakan pria ini merupakan bagian dari jaringan penipu internasional. Informasi yang ditawarkan pun disebutnya sebagai 'data mentah' yang bisa jadi sudah berubah.
Rekening hasil pembobolan itu diduga akan dipakai untuk menipu pengguna Facebook lainnya. Misalnya, untuk mengirimkan tautan palsu yang berbahaya. "Ujung-ujungnya, yangdikejar oleh orang-orang ini adalah uang," ia menambahkan.
Informasi yang dijual Kirllos diduga berasal dari program jahat yang diam-diam merekam informasi pada komputer korban. Dari 1,5 juta account yang dijualnya, diperkirakan sejumlah 700 ribu account sudah terjual dengan nilai sekitar USD 25.000 (sekitar Rp 225 juta).
Detektif dari Cyber Crime Unit di Selandia Baru mengatakan telah mulai melakukan kerjasama dengan biro penyelidikan FBI dari Amerika Serikat. Diharapkan, lewat kerjasama internasional, jejak Kirllos bisa terlacak.
Martin Cocker, Direktur Eksekutif dari NetSafe New Zealand, mengatakan pria ini merupakan bagian dari jaringan penipu internasional. Informasi yang ditawarkan pun disebutnya sebagai 'data mentah' yang bisa jadi sudah berubah.
Rekening hasil pembobolan itu diduga akan dipakai untuk menipu pengguna Facebook lainnya. Misalnya, untuk mengirimkan tautan palsu yang berbahaya. "Ujung-ujungnya, yangdikejar oleh orang-orang ini adalah uang," ia menambahkan.
Informasi yang dijual Kirllos diduga berasal dari program jahat yang diam-diam merekam informasi pada komputer korban. Dari 1,5 juta account yang dijualnya, diperkirakan sejumlah 700 ribu account sudah terjual dengan nilai sekitar USD 25.000 (sekitar Rp 225 juta).