skip to main | skip to sidebar

Pages

  • Home
  • FILKOM
  • Linkedin Shelly

Shelly Gustika Septiani

Karya Ilmiah dan Karya Non Ilmiah

2/25/2011 10:08:00 PM | Publish by Shelly Gustika Septiani

 1.      Karya Ilmiah
A.    Pengertian Karya Ilmiah

Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis. Disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. 
B.     Sikap Ilmiah
Ada tujuh sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh setiap penulis atau peneliti, yaitu :
1)      Sikap Ingin Tahu :
·         Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka ia beruasaha mengetahuinya.
·         Senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa.
2)      Sikap Kritis :
·         Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan.
·          Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain.
·          bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
3)      Sikap obyektif :
·         Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
4)      Sikap ingin menemukan :
·         Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru.
·         Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5)      Sikap menghargai karya orang lain
·         Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
6)      Sikap tekun :
·         Tidak bosan mengadakan penyelidikan.
·         Bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan.
·         Tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai.
·         Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7)      Sikap terbuka :
·         Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
C.     Ciri-Ciri Karya Ilmiah
1)      Merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Fakta sesuai dengan yang diteliti.
2)      Bersifat metodis dan sistematis dalam pembahasan masalah digunakan metode tertentu dengan langkah langkah yang teratur dan terkontrol secara tertib dan rapi.
3)      Tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah. Laras bahasa ilmiah harus baku dan formal. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku. Selain itu laras ilmiah harus lugas agar tidak ambigu.
4)      Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
5)      Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.
6)      Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

D.    Macam-macam Karya Ilmiah
1)      Artikel Ilmiah Popular
Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.

Contoh kata ilmiah kata popular :
·         analogi kiasan
·         anarki kekacauan
·         bibliografi daftar pustaka
·         biodata biografi singkat
·         definisi batasan

2)      Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian seperti skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
3)      Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
4)      Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
5)      Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
6)      Kertas Kerja
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.
7)      Makalah
Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.

2.      Karya Non Ilmiah
A.    Pengertian Karya Non Ilmiah
Karya non ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.
B.     Ciri-ciri
Ciri-ciri karya non ilmiah, yaitu :
1)      Emotif
Kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2)      Persuasi
Penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informatif.
3)      Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinasi dan subjektif.
4)      Kritik tanpa dukungan bukti.

C.     Macam-macam
1)      Dongeng
Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.
2)      Cerpen
Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
3)      Novel
Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Biasanya dalam bentuk cerita.
4)      Drama
Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.
5)      Roman
Adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.




Sumber ::
1.      http://www.scribd.com/doc/44371308/Karya-Ilmiah-Dan-Non-Ilmiah-docx-by-Elvin
2.      http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
3.      http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-karya.html
4.      http://noorifada.files.wordpress.com/2008/09/2-mpi-karya-ilmiah.pdf

Label: Tugas (UG Portfolio) 0 komentar

Penalaran Deduktif

2/19/2011 10:04:00 PM | Publish by Shelly Gustika Septiani

Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.

Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung. Penarikan secara langsung ditarik dari 1 premis. Penarikan secara tidak langsung ditarik dari 2 premis. Premis pertama yang bersifat umum sedangkan premis kedua bersifat khusus.

Penalaran secara langsung.

Misalnya:
1.      Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua burung dapat terbang. (premis)
Sebagian yang dapat terbang adalah burung. (simpulan)

2.      Tidak satupun S adalah P. (premis)
Tidak satupun P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Tidak seekor ayam pun adalah bebek. (premis)
Tidak seekor bebek pun adalah ayam. (simpulan)

3.      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Semua burung memiliki sayap. (premis)
Tidak satu pun burung yang tidak memiliki sayap . (simpulan)

4.      Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Tidak seekor pun ayam adalah bebek. (premis)
Semua ayam adalah bukan bebek. (simpulan)

5.      Semua S adalah P. (prwemis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua burung adalah yang memiliki sayap. (premis)
Tidak satu pun burung adalah yang tak bersayap. (simpulan)
Tidak satu pun yang tak bersayap adalah burung. (simpulan)

Penalaran secara tidak langsung.

Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut. Silogisme dibagi menjadi :
1)      Silogisme kategorial
Yang dimaksud dengan silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan.

·         Premis umum : premis mayor ( My )
·         Premis khusus : premis minor ( Mn )
·         Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.

Contoh :
MY         : Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Mn          : Sapi termasuk mamalia.
K            : Jadi, sapi binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.

Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut :
a)      Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term mayor, term minor, dan term penengah.
Contoh :
Semua burung mempunyai sayap.
Merpati adalah seekor burung.
Merpati mempunyai sayap.
Term mayor = mempunyai sayap
Term minor = merpati
Term menengah = burung

Catatan :

Kalau lebih dari tiga term, simpulan akan menjadi salah.

Contoh:
Karikatur itu menempel di pintu.
Pintu itu menempel di tembok.

Dalam premis ini terdapat empat term yaitu karikatur, menempel di pintu, danpintu menempel di tembok. Oleh sebab itu, di sini tidak dapat ditarik simpulan.

b)      Silogisme terdiri atas tiga proposisi : dua proposisi yang disebut premis, dan satu proposisi yang disebut konklusi.

Contoh :
MY                 : Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Mn : Sapi termasuk mamalia.
K     : Jadi, sapi binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.

c)       Dua premis yang negative tidak dapat menghasilkan simpulan.
Contoh:
Semua ayam bukan bebek.
Tidak seekor bebek pun adalah manusia.

d)      Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Contoh:
Tidak seekor jerapah pun adalah gajah.
Semua jerapah beleher panjang.
Jadi, tidak seekor gajah pun berleher panjang.

e)      Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.

f)       Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh:
Sebagian anak balita mengkonsumsi susu formula.
Sebagian peserta lomba mewarnai adalah anak balita.
Jadi, . . . (tidak ada simpulan)

g)      Bila salah satu premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
Contoh:
Semua remaja adalah berumur 17 tahun.
Sebagian pemuda adalah remaja.
Jadi, sebagian pemuda adalah berumur 17 tahun.

h)      Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh:
Beberapa manusia adalah bijaksana.
Tidak seekor binatang pun adalah manusia.
Jadi, . . . (tidak ada simpulan)

2)      Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.

Konditional hipotesis yaitu :
·         bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen.
·         bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
·         Bersifat transitif dan implikasi.
                         p --> q
                         q --> r
                        ---------              
                         p --> r

Contoh silogisme hipotesis :
My   : jika tidak ada air bersih manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Mn   : Air bersih tidak ada
K       : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya


Contoh lain :
p : saya belajar dengan giat  
q : saya lulus ujian                                
r : saya cepat bekerja

Jika saya belajar dengan giat, maka saya lulus ujian (pàq)
Jika saya lulus ujian, maka saya cepat bekerja (qàr)
Disimpulkan: Jika saya belajar dengan giat, maka saya cepat bekerja (pàr)

Hukum-hukum Silogisme Hipotetik.

Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.

Bila antecedent kita lambangkan dengan P dan konsekuen dengan R, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah:

1) Bila P terlaksana maka R juga terlaksana.

2) Bila P tidak terlaksana maka R tidak terlaksana. (tidak sah = salah)

3) Bila R terlaksana, maka P terlaksana. (tidak sah = salah)

4) Bila R tidak terlaksana maka P tidak terlaksana.

Contoh 1 :
Bila terjadi kelangkaan minyak bumi harga bahan bakar minyak membubung tinggi.
Nah, kelangkaan minyak bumi mulai terjadi.
Jadi harga bahan bakar minyak membubung tinggi. ( benar = terlaksana)

Benar karena mempunyai hubungan yang diakui kebenarannya.

Contoh 2 :
Bila terjadi kelangkaan minyak bumi harga bahan bakar minyak membubung tinggi.
Nah, kelangkaan minyak bumi mulai terjadi.
Jadi harga bahan bakar minyak tidak membubung tinggi.  (tidak sah = salah)

Tidak sah karena kenaikan harga bahan bakar minyak bisa disebabkan oleh sebab atau faktor lain.

3)      Silogisme alternative
Silogisme Alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

Proposisi alternative : Bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh :

Dia adalah seorang guru atau pelayar.
Dia seorang guru.
Jadi, dia adalah seorang guru atau pelayar.

Dia adalah seorang guru atau pelayar.
Dia bukan seorang guru.
Jadi, dia seorang pelayar.

Contoh lain :

My                 : Kakak Shelly berada di Depok atau Bogor.
Mn                : Kakak Shelly berada di Depok.
K                     : Jadi, Kakak shelly tidak berada di Bogor.

4)      Entimen
Entimem merupakan bentuk singkat silogisme dengan jalan mengubah format yang disederhanakan, tanpa menampilkan premis mayor. Bentuk silogisme ini bisa dimunculkan dalam dua cara: 1) C=B karena C=A, dan 2) Karena C=A, berarti C=B. Bentuk penalaran ini bisa dikembangkan dalam format yang lebih detail bagian per bagian yang akan memperbanyak gagasan dan konsep. Hubungan logis memegang peran utama dalam penalaran tipe ini. Pada umumnya entimem dimulai dari kesimpulan, hanya saja ada alternatif mengemukakan sebab untuk sampai kepada kesimpulan.

Contoh :

1.                  Qilsya memang siswa yang amat baik masa depannya sebab ia bersekolah di SMA Negeri 1.
2.                  Orang itu pasti jagoan. Bukankah ia berasal dari Hollywood?
3.                   Temanku sebangku itu amat pintar. Ia memang dilahirkan dalam shio macan.

Bila kita cermati, ketiga contoh tersebut dapat dilacak rangkaian silogismenya. Setelah mengembalikan rangkaian silogismenya, kita lihat validitas-validitas premis, terutama premis mayor sebagai dasar bernalar, serta akurasi premis minornya, untuk menarik kesimpulan.

Sumber ::
http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-silogisme/
http://ririnringgarnayuliyanti.blogspot.com/2010/04/penalaran-deduktif.html
http://novrygunawan.wordpress.com/2010/02/24/pengertian-penalaran-deduktif/
http://aristobe74.blogspot.com/2010/02/silogisme-kategorial.html



Label: Tugas (UG Portfolio) 0 komentar

Penalaran Induktif

2/15/2011 12:54:00 AM | Publish by Shelly Gustika Septiani


Sebelum mengetahui apa itu penalaran induktif, sebaiknya kita mengetahui lebih dahulu tentang penalaran.

Pengertian Penalaran

Menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 : 14) istilah penalaran mengandung tiga pengertian, diantaranya :
1.      Cara (perihal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir logis, jangkauan pemikiran, kepercayaan takhayul.
2.      Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3.      Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.

Sedangkan, arti penalaran secara umum, yaitu :
Penalaran adalah suatu tahap pemikiran dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada sehingga pada akhirnya terdapat kesimpulan yang dapat diambil.

Secara garis besar terdapat dua jenis penalaran yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif.

Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah suatu proses berfikir berupa penarikan kesimpulan dari fakta-fakta yang bersifat umum (berlaku untuk semua) atas dasar pengetahuan tentang hal-hal khusus (fakta). Atau proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

Pola pikir induktif dapat membantu siswa menuju pola berpikir deduktif. Misalnya siswa diminta membuktikan bahwa dua bilangan ganjil jika ditambahkan hasilnya adalah bilangan genap. Siswa membuktikannya dengan menggunakan kasus khusus: 3 + 5 = 8; 3 + 7 = 10; dan 5 + 7 = 12, lalu siswa mengambil kesimpulan sementara bahwa benar jumlah dua bilangan ganjil adalah genap. Setelah itu tugas guru adalah mengarahkan siswa kepada pembuktian deduktif, dengan pengalamannya menggunakan contoh khusus, siswa akan sampai pada pola pikir deduktif dengan memisalkan bilangan ganjil sebagai (2n + 1).

Kesimpulan yang ditarik secara induktif tidak selalu dapat dibuktikan secara deduktif. Kesimpulan yang demikian dinamakan suatu konjektur. Konjektur adalah suatu tebakan, penyimpulan, teori atau dugaan yang didasarkan pada fakta yang tak tertentu atau tak lengkap.


Jenis Penalaran Induktif

Penalaran induktif terdiri dari terdiri dari tiga jenis yaitu: generalisasi, analogi dan hubungan kausal (sebab akibat).

1.      Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.

Contoh :

Sigi duduk dibangku kelas 6 SD sudah berumur 11 tahun.
Vivian duduk dibangku kelas 6 SD sudah berumur 11 tahun.
Kevin duduk dibangku kelas 6 SD sudah berumur 11 tahun.
Bona duduk dibangku kelas 6 SD sudah berumur 11 tahun.
Generalisasinya yaitu, rata-rata anak yang duduk dibangku kelas 6 SD berumur 11 tahun.

Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang tanpa loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)

a)      Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh :
Bila ahli-ahli Biologi berdasarkan pengamatan mereka mengenai jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat berukuran rata-rata adalah 4,2 sampai 5,5 juta per mililiter kubik. Pada wanita jumlah sel darah merahnya 3,2 sanpai 5,2 juta sel per milimeterkubik.

b)      Tanpa Loncatan Induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Contoh :
Sensus penduduk.

2.      Analogi
Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, kita dapat menarik kesimpulan. Tujuan dari analogi, antaralain:
·         Untuk meramalkan kesamaan.
·         Untuk menyingkapkan kekeliruan.
·         Untuk menyusun sebuah klasifikasi.

Contoh analogi

Donny adalah lulusan SMU Negeri 1 Bogor.
Donny dapat memilih universitas manapun di wilayah Jawa Barat.
Sabrina adalah lulusan SMU Negeri 1 Bogor.
Oleh Sebab itu, dapat memilih universitas manapun di wilayah Jawa Barat.

3. 3. Kausal (hubungan sebab-akibat)
Kausalitas merupakan perinsip sebab-akibat yang pasti antara segala kejadian. Merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Contoh penalaran hubungan sebab-akibat :
Hujan sangat deras, dan adik tidak membawa payung. Akibatnya semua pakaian adik basah.

Contoh penalaran hubungan akibat-sebab :
Adik lupa membawa payung, karena payungnya disimpan di atas lemari pakaian.

Sumber ::
http://h2kom.multiply.com/journal/item/20/LOGIKA
http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-penalaran-induktif/
http://www.taqdire.web.id/2010/02/penalaran-induktif.html

Label: Tugas (UG Portfolio) 0 komentar
« Postingan Lebih Baru Postingan Lama »
Langganan: Postingan (Atom)
Photobucket Photobucket

Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma

Labels

  • Android (4)
  • Pemrograman Dasar (11)
  • Softskill Etika dan Profesionalisme TSI (6)
  • SQL (Structure Query Language) (5)
  • Tugas (UG Portfolio) (33)
  • Tulisan (UG Portfolio) (64)
  • VB.NET (3)

Blog Archive

  • ►  2009 (12)
    • ►  September 2009 (1)
    • ►  Oktober 2009 (2)
    • ►  November 2009 (4)
    • ►  Desember 2009 (5)
  • ►  2010 (47)
    • ►  Februari 2010 (2)
    • ►  Maret 2010 (6)
    • ►  April 2010 (5)
    • ►  Mei 2010 (12)
    • ►  Juni 2010 (7)
    • ►  September 2010 (1)
    • ►  Oktober 2010 (5)
    • ►  November 2010 (1)
    • ►  Desember 2010 (8)
  • ▼  2011 (27)
    • ►  Januari 2011 (1)
    • ▼  Februari 2011 (3)
      • Penalaran Induktif
      • Penalaran Deduktif
      • Karya Ilmiah dan Karya Non Ilmiah
    • ►  Maret 2011 (3)
    • ►  April 2011 (4)
    • ►  Mei 2011 (6)
    • ►  Oktober 2011 (6)
    • ►  November 2011 (2)
    • ►  Desember 2011 (2)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Maret 2012 (5)
    • ►  April 2012 (5)
    • ►  Juni 2012 (3)
    • ►  Oktober 2012 (5)
    • ►  November 2012 (1)
    • ►  Desember 2012 (1)
  • ►  2014 (4)
    • ►  Januari 2014 (1)
    • ►  Agustus 2014 (3)

Link List

  • Jadwal Kelas 4KA01
  • Baak
  • Community
  • Gunadarma
  • Library
  • Pasca
  • Repository
  • Studentsite

.........................................

Sponsor

  • Shelly Gustika Septiani
milkysmile milkysmile

Linkedin

Lihat profil LinkedIn shelly gustika septianiLihat profil shelly gustika septiani

Shelly

Shelly

About Me

Foto Saya
Shelly Gustika Septiani
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Lulusan Universitas Gunadarma, angkatan 2008, Lulus 2012 :) Fakultas : Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan : Sistem Informasi Dahulu kelas : 4KA01 Tulisan-tulisan di blog ini sekedar tempat untuk berbagi informasi... Semoga Bermanfaat ƪ(˘⌣˘)ʃ
Lihat profil lengkapku

News Studentsite

Followers

Subscribe To

Postingan
Atom
Postingan
Semua Komentar
Atom
Semua Komentar

Total Tayangan

Copyright (c) 2010 Shelly Gustika Septiani. Design by Template Lite
Download Blogger Templates And Directory Submission.